20 September 2012

Hey ini Sungguh Menyiksa, Bung !

"Kenapa tidak kau bunuh saja aku disini daripada kau melakukan hal ini kepadaku !!  Hey ini sungguh menyiksa bung !" teriak batinku

Langkah kakiku mantap untuk melangkah ke dalam ruangan sambil membayangkan langkahmu mengikuti perlahan. 
Detik demi detik berlalu dan setiap menit aku menghitung waktu dan setiap detik itu pula isi otakku hanya berisi harap - harap cemas yang tak pasti "Apakah kau datang atau tidak ?" . Sungguh, ini sederhana bagimu. Tapi pertemuan ini sungguh luar biasa bagiku ...

Hening ....

Akhirnya kau datang tanpa senyuman yang biasanya tergurat di bibirmu dan yang kau sapa saat itu hanyalah kawan - kawanmu sedangkan aku ? Aku hanya bisa tersenyum manis walaupun kau sama sekali tidak meng-ada-kan aku. 

Kenapa mereka yang kau sapa ? Kenapa mereka yang kau berikan senyum ?

Jangankan untuk menatap, mencoba untuk sekedar mendengarkan suaraku saja kau sudah tidak berselera. Apakah sekejam itukah aku dihadapanmu ? Sehingga aku tidak memiliki kesempatan lagi untuk bergurau denganmu walau hanya satu kata saja.

Detik - detik jam kerja pun telah menuju usai, aku menyiapkan uang yang aku selipkan di dalam jas ku. Hal ini aku lakukan karena aku menyiapkan diri bila aku tidak kau tawari aku pulang bersama. Dan pada akhirnya ...
"Kamu bareng aku atau enggak ?"
"Oke, aku tunggu di depan ya :) " 
Bahagianya aku !!! Akhirnya aku sedikit dipedulikan olehnya :')
Kenapa dihadapan mereka kau tak menyapaku ? apakah kau terlihat buruk jika kau bersamaku ? 
Ketika kita sampai di suatu tempat bersama denganmu, kau menyuruhku menunggu lama hanya sekedar menyingkat waktu dan kerepotanmu agar tidak bolak balik mengantarku.
Tetap ... Tetap kamu tidak meng-ada-kan ku kembali, padahal bila kau dengar komentar temanmu untuk kau menghampiriku. Bahkan kau pura - pura tidak mendengar seakan kau tidak peduli hidup wanita yang sesungguhnya sangat menyayangimu ini.

Beberapa playlist lagu galau aku putar untuk mengusir keheningan di antara kita, dan ketika aku mengajakmu berbicara dan berharap perhatianmu. Kau malah menjawab acuh dan congkak.
Tanpa sadar aku menangis dan dadaku sesak... sesak sekali...
"Kenapa tidak kau bunuh saja aku disini daripada kau melakukan hal ini kepadaku !!  Hey ini sungguh menyiksa bung !" teriak batinku

Jangankan untuk bertanya kenapa aku menangis, peduli saja kau tidak sama sekali !!
Sehina itukah aku dimatamu ?

Aku berlagak untuk melupakan kejadian menyakitkan itu yang aku buat sendiri, yang aku susun sendiri. Dan niatku untuk meninggalkan hanyalah omong besar. Nyatanya ! aku tetap mengharapkanmu meskipun itu menyakitkan untukku.


for love,
Amelindha Vania

No comments:

Post a Comment

Selamat Datang . Selamat Membaca dan Selamat berkomentar :)