29 November 2012

Percakapan - Keraguan Berjilbab :)

A : Aku nggak ingin berkerudung ! berkerudung itu kuno 

B : Lha, itu zaman flinstones, lebih kuno lagi, nggak pake kerudung


A : Tapi kan itu hal kecil, kenapa berkerudung harus dipermasalahin ?! 
B : Yang besar itu semua awalnya kecil yang diremehkan
A : Yang penting kan hatinya baik, bukan lihat dari kerudungnya, fisiknya! 
B : Trus ngapain salonan tiap minggu? make-upan? itu kan fisik ?
A : Cewek berkerudung belum tentu baik
B : Betul, yang berkerudung aja belum tentu baik, apalagi yang...(isi sendiri)
A : Saya kemarin liat ada cewek berkerudung nyuri ! 
B : So what ? yang nggak berkerudung juga banyak yang nyuri, gak korelasi kali
A : Artinya lebih baik kerudungin hati dulu, buat hati baik !
B : Yup, ciri hati yg baik adalah kerudungin kepala dan tutup aurat

A : Kalo berkerudung masih maksiat gimana ? dosa kan ?
B : Kalo nggak kerudungan dan maksiat dosanya malah 2
A : Berkerudung itu buat aku nggak bebas!
B : Oh, berarti lipstick, sanggul, dan ke salon itu membebaskan ya ?
A : Aku nggak mau dibilang fanatik dan ekstrimis! 
B : Nah, sekarang kau sudah fanatik pada sekuler dan ekstrim dalam membantah Allah
A : Kalo aku pake kerudung, nggak ada yang mau sama aku !?
B : Banyak yang kerudungan dan mereka nikah kok
A : Kalo calon suamiku gak suka gimana ? 
B : Berarti dia tak layak, bila didepanmu dia tak taat Allah, siapa menjamin dibelakangmu dia jujur ?
A : Susah cari kerja kalo pake kerudung !
B : Lalu membantah perintah Allah demi kerja ? emang yang kasih rizeki siapa sih ? bos atau Allah ?
A : Kenapa sih agama cuma diliat dari kerudung dan jilbab ? 
B : Sama aja kayak sekulerisme melihat wanita hanya dari paras dan lekuk tubuh
A : Aku nggak mau diperbudak pakaian arab!
B : Ini simbol ketaatan pada Allah, justru orang arab dulu gak pake kerudung dan jilbab

A : Kerudung jilbab cuma akal akalan lelaki menindas wanita 
B : Perasaan yang adain miss universe laki - laki deh, yg larang jilbab di prancis juga laki - laki
A : Aku nggak mau dikendalikan orang tentang apa yg harus aku pake !
B : Sayangnya sudah begitu, tv, majalah, sinetron, kendalikan fashionmu
A : Kerudung kan bikin panas, pusing, ketombean 
B : Jutaan orang pake kerudung, nggak ada keluhan begitu, mitos aja
A : Apa nanti kata orang kalo aku pake jilbab ?! | 
B : Katanya tadi jadi diri sendiri, nggak peduli kata orang laen...
A : Kerudung dan jilbab kan nggak gaul ?! 
B : Lha mbak ini mau gaul atau mau menaati Allah ?
A : Aku belum pengalaman pake jilbab! 
B : Pake jilbab itu kayak nikah, pengalaman tidak diperlukan, keyakinan akan nyusul
A : Aku belum siap pake kerudung
B : Kematian juga nggak akan tanya kamu siap atau belum dear
A : Mamaku bilang jangan terlalu fanatik ! 
B : Bilang ke mama dengan lembut, bahwa cintamu padanya dengan menaati Allah penciptanya
A : Aku kan gak bebas kemana-mana, gak bisa nongkrong, clubbing, gosip, kan malu sama baju ! 
B : Bukankah itu perubahan baik ?
A : Itu kan nggak wajib dalam Islam !? 
B : Kalo nggak wajib, ngapain Rasul perintahin semua wanita Muslim nutup aurat ?
A : Kasih aku waktu supaya aku yakin berkerudung dulu 
B : Yakin itu akan diberikan Allah kalo kita sudah mau mendekat, yakin deh !

28 November 2012

Sahabat Liar, Begitu Sebutan Kita ...

"Tampan dan Santun"

Begitu caraku menilaimu pertama kali ... 


Pagi hingga siang aku disuguhi oleh pemandangan kawan - kawan baru yang berasal dari berbagai "kawasan" . Tatanan wajah yang berbeda - beda yang tak pernah aku temui sebelumnya. Sampai pada akhirnya, aku memandangimu dengan senyuman seraya aku berkata dalam hati "Sepertinya, Kamu Anak Baik".

Dengan perbedaan agama yang jelas - jelas nyata, kita saling menghargai dan berusaha masuk dalam dunia masing - masing. Tanpa sengaja kita saling menemukan jati diri kita walaupun hanya dimulai dengan senyuman singkat.

Caraku menilaimu terlalalu jauh, kawan ! Dan pada saatnya kau mulai membuka dirimu di depan bola mataku dan melebarkan telingaku untuk mendengar setiap keluh kesahmu. Tak ada perubahan pada penilaian awalku tentangmu dan ternyata memang "Kamu Anak Baik"

Cerita demi cerita kita lontarkan dengan semangat, kau mendengarkan setiap kata demi kata yang aku adukan padamu dan kau mendengarkannya dengan bijaksana, begitupun aku. Kita saling cocok, saling memahami, dan kita sama - sama akui itu tetapi anehnya kita sama sekali tak ada sedikitpun perasaan cinta dan berusaha saling memiliki satu sama lain. 



Ini Aneh ... Namun Nyata ..
Sebenarnya tak ada yang aneh dalam berkawan, tetapi ketampananmu itu nyata. Aku yakin, semua wanita di luar sana ingin menggantikan posisiku sebagai kawanmu. Diantara persahabatan kita aku mendapatkan satu hal yang mengagumkan. Kita sama - sama berkomitmen untuk menjadi sahabat selamanya dengan segala kekurangan dan kelebihan tanpa memandang kita tlah ada yang memiliki.

Persahabatan yang begitu nyata dan dalam ini sungguh tak akan kulupakan, sampai kapanpun dan apapun keadaannya. Sebegitu dekat kita sehingga kita menjuluki hubungan ini dengan sebutan "SAHABAT LIAR"

Begitu Liar kita saling memahami, begitu liar kita saling mensuport, begitu liar persahabatan ini hingga akupun tak tahu bagaimana cara memisahkannya. Seliar - liarnya kita, batasan itu tetap akan selalu ada dan menjadi pagar bagi kita mengingat perlindungan dari pendampingku dan pendampingmu yang sulit memahami arti persahabatan kita.

Dalam doa ku aku selalu selipkan namamu agar kau selalu bahagia. Kita selalu bahagia dan tak kan saling melupakan. Tetap berimajinasi liar dan tetap rekat.

For You
Sahabat Liarku :)

26 November 2012

Rupanya, Kita Tak Saling Satu (Part I)

Ini bukan pertama kalinya, aku meneteskan air mata akibat kesepian. Sudah beberapa bulan ini, suasana kamar kosku tidak senyaman dulu lagi. Entah mengapa sosokmu selalu berada di sana, di depan kosku, berdiam dengan seluruh cintamu yang tak bisa kau utarakan. Ini bukan hal yang baru bagiku, duduk berjam - jam tanpa merasakan hangatnya perhatianmu. Kekosongan dan kehampaan sudah berganti - ganti wajah sejak tadi, namun aku tetap menunduk, mencoba tak memedulikan keadaan. Karena jika aku terbawa emosi, aku bisa mati iseng sendiri.

Tentu saja, kamu tak merasakan apa yang aku rasakan. Karena pada kenyataannya kau memiliki segudang kesibukan yang tak aku miliki disini. Aku hanya bisa terlilit oleh kerinduan yang tanpa sengaja kamu ciptakan sendiri. Jarak kita tidak terlalu jauh bila disimak dan diukur, jarak kita tidak terlalu bermasalah bila kamu memiliki rasa cinta yang berlebihan seperti aku. Aku tenggelam dalam kekalutanku sendiri, sayangnya kamu tidak merasakan hal ini. Salahkah aku bila terlalu mencintaimu ? Salahkah aku bila aku menuntun kehidupanmu ke arah yang lebih baik ?

A : Sekilas saja aku pandang foto kita berdua yang tersenyum itu, apa senyum itu masih ada? Terutama di saat seperti ini ? Kau sibuk. Aku mendengar suara yang sama, namun aku merasa ada sesuatu yang berbeda, kau nampak asal-asalan menanggapiku. Kau lelah ? Bagaimana aku ?
B : Aku bukan tak menganggapmu, tapi mengertilah lebih lagi tentang kita, aku sibuk demi kita yang berisikan aku dan kamu.
A : Sibuk ? Tak ada waktu sedikitpun ? Hanya sekedar sebentar saja untuk membuatku lebih tenang dari biasa. Aku tak menuntut semua waktumu.
B : Kau memang tak menuntut semua waktuku, tapi pekalah terhadap apa yang aku lakukan di sini, sudah waktunya dewasa untuk mengerti.
A : Dewasa? Diam dan tak banyak mengeluh? Itu maksudmu? Jauh-jauh saja dari ponselmu. Tak apa, aku kuat kan katamu. Peka dan perhatikan rinduku. Tak ada waktu untuk itu?
B : Dewasa yang ada dalam benakmu itu terlalu sulit untuk dilakukan, hanya ada pada setelah kita membaik. Dan peka yang ada pada dirimu adalah hal yang menyulitkan dirimu, sulit untuk mengatakannya, kamu masih terlalu childish. ah.
A : Tapi sepertinya tak ada aku melihatmu berusaha untuk memperbaiki segalanya. Kau justru menambah kesibukanmu terus dan terus. Kekanakan ? Salah jika aku rindu ?
B : Aku tak menyalahkan rindumu, aku tak menyalahkan siapa-siapa, buat kita semakin membaik, jangan rindumu yang mempersulit kita.
A : Lalu buat aku merasa bahwa kau juga berusaha dan tak membiarkanku seakan aku berusaha sendirian, dulu kau sempat, sekarang? Ah
B : Jangan semakin memperburuk keadaan, kita sudah jauh. jangan buat kita semakin jauh untuk mengenal kita. kita sedang berusaha.
A : Ingatkah kamu, saat kau mengejar cintaku ? Seakan - akan kau membuat duniaku layaknya surga. Kau selalu mengikuti kegiatanku setiap harinya. Kau selalu mengingatkanku bila aku terlupa sedikit saja tentang waktu makanku, waktu sholatku, waktu mandiku. Dan sekarang apa ??? 

B : Aku ingat tentang semua perlakuanku padamu. Namun jujur, itu bukan aku yang sebenarnya. Jangan ungkit masa lalu yang masanya telah berbeda. Cintaku tetap kuat padamu, aku tetap ingin bersamamu.

A : Apa ? Itu bukan kamu yang sebenarnya ? Kenapa kau harus memakai topeng untuk menarik perasaanku. Dan apa maksudmu dengan masa yang berbeda ? Apa karna dulu kau nganggur oleh karena itu kamu mengejarku, dan sekarang kamu sibuk sehingga kamu bertingkah seperti ini ? Tolong kau semakin menyiksaku ???

B : Aku tak pernah memakai topeng, hanya saja kau tidak pernah merasakan bagaimana aku mencintaimu di sela kesibukanku. Satu hal yang perlu kamu tahu, aku tidak seegois dirimu yang tiba - tiba memutuskan hubungan kita hanya karena rindumu terlalu mendalam
A : Jadi sekarang kau salahkan aku lagi ? Aku hanya minta perhatian darimu seperti dulu lagi. Aku tahu masa ini berbeda. Tapi tidak bisakah kau tetap mencintaiku sebesar dulu lagi ? Aku yakin prosentase cintamu ke aku tidak sebesar dulu lagi. Iya kan ?

B : Memang
A : Berapa persen kamu cinta aku ?

B : Hanya 60 %
A : Begitu ? Lebih dari setengah hatimu milikku. Dengan prosentase seperti itu apakah aku masih bisa jadi motivasimu lagi ?

B : Kamu tetap menjadi motivasiku tapi maafkan aku apabila motivasiku tidak sekeras dulu lagi.
A : Baiklah kalau begitu, untuk apa aku tetap disisimu kalo kenyataannya seperti itu. Yang ada aku hanya sebagai bebanmu. Dan satu yang aku tahu, rasa rindu, cinta, yang menggebu - gebu dari dalam hatiku ini sudah tak bernilai di depanmu.



*bersambung*