10 January 2013

Dia ... Si "Kesepian" di Balik Twitter dan Facebook

Zaman sekarang internet bukan hal yang tabu dan asing lagi bagi kita, apalagi kaum muda - mudi yang ingin selalu update tentang kehidupannya. Berawal dari friendster, facebook dan kemudian menjamah hingga twitter yang hanya mencakup 140 huruf. Yaaah... itulah akses media sosial yang dimana tempat sekedar melepas kepenatan, mengisi waktu luang serta pelarian saat dunia nyata sudah mulai agak membosankan. Relasi sosial tidak hanya sekedar dibangun melalui dunia nyata namun juga dapat dibangun di dunia maya sesuai tuntutan trend. Semua kehidupan di "sini" hanya dapat dikendalikan oleh jentikan tangan di keyboard laptop dan keypad handphone.

Pernah ditemukan, beberapa anak yang sengaja memasang status berlebihan di luar dari kenyataannya hanya sekedar untuk di komentari oleh user khalayak lain ataupun sekedar tanda "suka" / "like". 

Tapi pernahkah kalian sadari bahwa tumpah riuhnya segala macam status pada segala macam media social hanya menunjukkan bahwa jati diri kalian lebih sepi dari apa yang kamu update status kan. Eksis berlebihan lahir dari kehidupan seseorang yang sepi dan membutuhkan perhatian lebih walaupun perhatian hanya bersifat maya dan digital.

:)

09 January 2013

Moment "Negara" Bali

Kami memiliki kesempatan untuk menikmati liburan kami di bali tepatnya di kota Negara. Sekalian mengunjungi pernikahan saudara dekat di sana. Loyalitas kekeluargaan yang erat. Kita "take a picture" di salah satu kota karna bertepatan saat makan siang, jadi bisa disempatkan sedikit untuk "mengenang" di Situbondo.

And this's with my beloved brother Javier Giovani ♥ 








( It's Me ) Disuruh gaya ambil chery, padahal megang daun doank Hahaha (>˛<)


















Pose random ala Bu Tatik
 ("`▽´)-σ








01 January 2013

Semalam adalah "Habibie dan Ainun"

Sore hari itu aku hanya berharap, apa yang dilakukannya untuk menyenangkan aku di malam tahun baru ini. Apakah seperti tahun yang lalu, akhir tahun dimana aku hanya berdiam diri dirumah dan menghabiskan waktuku untuk menonton konser di layar kaca. Pantas aku berfikir demikian, karena latar belakangnya dia sama sekali tak suka aroma tahun baru. Aku mengerti, orang - orang bertumpah ruah di satu lokasi dan menimbulkan kemacetan sana - sini. Dia benci itu ... ! 

Bunyi sms pun berdering, ada seorang lelaki yang ingin mencoba menyenangkan aku hari itu. Pikirku, mungkin hanya sekedar jalan - jalan liat kembang api atau berkumpul bersama kawan - kawannya. Tapi tak apa, yang penting aku bisa merayakannya :)

Dia pun menjemputku satu jam lebih lambat dari waktu yang dijanjikan, hal ini lumrah karena malam tahun baru saat itu adalah malam yang terguyur hujan. Intinya HUJAN ... Dia menanyakan apa aku sudah makan atau belum, tanpa basa - basi dia mengajakku makan malam (18.30) . Tiba - tiba ia menyodorkan aku sebuah buku agenda kecilnya, dan aku disuruhnya membaca tulisan tangannya yang berceritakan tentang kebesaran cintanya padaku dan kebingungannya untuk mengajakku kemana tahun baru ini. Lembar pertama ... Lembar kedua ... Lembar ketiga ...

Ada tiket film "Habibie & Ainun"

Aku tersentak kaget antara tak percaya dan rasa kagum yang luar biasa pada pria ini. Tak biasa dia membuat kejutan seperti hari itu. Ketika aku bertanya, kenapa kau lakukan hal ini ? Dan kemana keromantisanmu dulu ? dengan tersenyum dia menjawab
Sebenarnya sisi romantis itu ada, namun sengaja aku sembunyikan. Karna aku menunggu seseorang yang layak menerima sisi ini dariku. Dan aku menemukannya, yaitu KAMU ...
Guratan senyum kecilku dan tetesan air mataku tak sanggup aku bendung. Bagi beberapa orang hal ini mungkin hal yang biasa dan memang menjadi kewajiban seorang laki - laki berkorban dan memberikan kejutan pada pasangannya. Tidak begitu dengan aku, dia bukan laki - laki yang biasa, sudah terlalu sering aku menyimpulkan sendiri bagaimana karakternya tapi memang beginilah. Ketika laki - laki mencintai wanita dengan jujur dan yakin, laki - laki akan melakukan apapun agar sekedar wanita itu tersenyum.

Tepat jam 20.00 sudah, kami telah menempati kursi yang kodenya tertulis di tiket. Film pun di putar. Sungguh indah film ini, sungguh mengagumkan sosok ainun itu. Dan tidak bermaksud menyamakan, sosok Habibie persis sekali dengan sosok priaku ini "Keras Kepala"  apalagi bila pandangannya tentang pendidikan atau tata cara hukum itu aku adu dengan opiniku (dia tak mau mengalah selagi menurutnya dia benar) namun tak sekeras kepala Habibie dan sosok Ainun persis sekali dengan aku "Lembut" , namun aku masih amat sangat jauh dari sosok "Ainun". 

Bagi yang belum nonton filmnya, berikut adalah trailernya :