10 January 2013

Dia ... Si "Kesepian" di Balik Twitter dan Facebook

Zaman sekarang internet bukan hal yang tabu dan asing lagi bagi kita, apalagi kaum muda - mudi yang ingin selalu update tentang kehidupannya. Berawal dari friendster, facebook dan kemudian menjamah hingga twitter yang hanya mencakup 140 huruf. Yaaah... itulah akses media sosial yang dimana tempat sekedar melepas kepenatan, mengisi waktu luang serta pelarian saat dunia nyata sudah mulai agak membosankan. Relasi sosial tidak hanya sekedar dibangun melalui dunia nyata namun juga dapat dibangun di dunia maya sesuai tuntutan trend. Semua kehidupan di "sini" hanya dapat dikendalikan oleh jentikan tangan di keyboard laptop dan keypad handphone.

Pernah ditemukan, beberapa anak yang sengaja memasang status berlebihan di luar dari kenyataannya hanya sekedar untuk di komentari oleh user khalayak lain ataupun sekedar tanda "suka" / "like". 

Tapi pernahkah kalian sadari bahwa tumpah riuhnya segala macam status pada segala macam media social hanya menunjukkan bahwa jati diri kalian lebih sepi dari apa yang kamu update status kan. Eksis berlebihan lahir dari kehidupan seseorang yang sepi dan membutuhkan perhatian lebih walaupun perhatian hanya bersifat maya dan digital.

:)

8 comments:

  1. n_n anggap saja anak kecil yang masih ingin bereksplorasi dengan mainannya mbak vania :)

    ReplyDelete
  2. nice postb mel, tapi apa km gak sadar terkadang kita malah nemu seseorang yg bener2 ral dari dunia maya? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. terkadang iya juga sih, yang ga bisa dikeluarin via mulut bisa dikeluarin via sosmed :D

      Delete
  3. jejaring sosial hendaknya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat,
    betul tidak?
    mampir juga dimari http://rahadiona.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mas , okee saya sudah mampir. blognya buagus :)

      Delete

Selamat Datang . Selamat Membaca dan Selamat berkomentar :)