26 November 2012

Rupanya, Kita Tak Saling Satu (Part I)

Ini bukan pertama kalinya, aku meneteskan air mata akibat kesepian. Sudah beberapa bulan ini, suasana kamar kosku tidak senyaman dulu lagi. Entah mengapa sosokmu selalu berada di sana, di depan kosku, berdiam dengan seluruh cintamu yang tak bisa kau utarakan. Ini bukan hal yang baru bagiku, duduk berjam - jam tanpa merasakan hangatnya perhatianmu. Kekosongan dan kehampaan sudah berganti - ganti wajah sejak tadi, namun aku tetap menunduk, mencoba tak memedulikan keadaan. Karena jika aku terbawa emosi, aku bisa mati iseng sendiri.

Tentu saja, kamu tak merasakan apa yang aku rasakan. Karena pada kenyataannya kau memiliki segudang kesibukan yang tak aku miliki disini. Aku hanya bisa terlilit oleh kerinduan yang tanpa sengaja kamu ciptakan sendiri. Jarak kita tidak terlalu jauh bila disimak dan diukur, jarak kita tidak terlalu bermasalah bila kamu memiliki rasa cinta yang berlebihan seperti aku. Aku tenggelam dalam kekalutanku sendiri, sayangnya kamu tidak merasakan hal ini. Salahkah aku bila terlalu mencintaimu ? Salahkah aku bila aku menuntun kehidupanmu ke arah yang lebih baik ?

A : Sekilas saja aku pandang foto kita berdua yang tersenyum itu, apa senyum itu masih ada? Terutama di saat seperti ini ? Kau sibuk. Aku mendengar suara yang sama, namun aku merasa ada sesuatu yang berbeda, kau nampak asal-asalan menanggapiku. Kau lelah ? Bagaimana aku ?
B : Aku bukan tak menganggapmu, tapi mengertilah lebih lagi tentang kita, aku sibuk demi kita yang berisikan aku dan kamu.
A : Sibuk ? Tak ada waktu sedikitpun ? Hanya sekedar sebentar saja untuk membuatku lebih tenang dari biasa. Aku tak menuntut semua waktumu.
B : Kau memang tak menuntut semua waktuku, tapi pekalah terhadap apa yang aku lakukan di sini, sudah waktunya dewasa untuk mengerti.
A : Dewasa? Diam dan tak banyak mengeluh? Itu maksudmu? Jauh-jauh saja dari ponselmu. Tak apa, aku kuat kan katamu. Peka dan perhatikan rinduku. Tak ada waktu untuk itu?
B : Dewasa yang ada dalam benakmu itu terlalu sulit untuk dilakukan, hanya ada pada setelah kita membaik. Dan peka yang ada pada dirimu adalah hal yang menyulitkan dirimu, sulit untuk mengatakannya, kamu masih terlalu childish. ah.
A : Tapi sepertinya tak ada aku melihatmu berusaha untuk memperbaiki segalanya. Kau justru menambah kesibukanmu terus dan terus. Kekanakan ? Salah jika aku rindu ?
B : Aku tak menyalahkan rindumu, aku tak menyalahkan siapa-siapa, buat kita semakin membaik, jangan rindumu yang mempersulit kita.
A : Lalu buat aku merasa bahwa kau juga berusaha dan tak membiarkanku seakan aku berusaha sendirian, dulu kau sempat, sekarang? Ah
B : Jangan semakin memperburuk keadaan, kita sudah jauh. jangan buat kita semakin jauh untuk mengenal kita. kita sedang berusaha.
A : Ingatkah kamu, saat kau mengejar cintaku ? Seakan - akan kau membuat duniaku layaknya surga. Kau selalu mengikuti kegiatanku setiap harinya. Kau selalu mengingatkanku bila aku terlupa sedikit saja tentang waktu makanku, waktu sholatku, waktu mandiku. Dan sekarang apa ??? 

B : Aku ingat tentang semua perlakuanku padamu. Namun jujur, itu bukan aku yang sebenarnya. Jangan ungkit masa lalu yang masanya telah berbeda. Cintaku tetap kuat padamu, aku tetap ingin bersamamu.

A : Apa ? Itu bukan kamu yang sebenarnya ? Kenapa kau harus memakai topeng untuk menarik perasaanku. Dan apa maksudmu dengan masa yang berbeda ? Apa karna dulu kau nganggur oleh karena itu kamu mengejarku, dan sekarang kamu sibuk sehingga kamu bertingkah seperti ini ? Tolong kau semakin menyiksaku ???

B : Aku tak pernah memakai topeng, hanya saja kau tidak pernah merasakan bagaimana aku mencintaimu di sela kesibukanku. Satu hal yang perlu kamu tahu, aku tidak seegois dirimu yang tiba - tiba memutuskan hubungan kita hanya karena rindumu terlalu mendalam
A : Jadi sekarang kau salahkan aku lagi ? Aku hanya minta perhatian darimu seperti dulu lagi. Aku tahu masa ini berbeda. Tapi tidak bisakah kau tetap mencintaiku sebesar dulu lagi ? Aku yakin prosentase cintamu ke aku tidak sebesar dulu lagi. Iya kan ?

B : Memang
A : Berapa persen kamu cinta aku ?

B : Hanya 60 %
A : Begitu ? Lebih dari setengah hatimu milikku. Dengan prosentase seperti itu apakah aku masih bisa jadi motivasimu lagi ?

B : Kamu tetap menjadi motivasiku tapi maafkan aku apabila motivasiku tidak sekeras dulu lagi.
A : Baiklah kalau begitu, untuk apa aku tetap disisimu kalo kenyataannya seperti itu. Yang ada aku hanya sebagai bebanmu. Dan satu yang aku tahu, rasa rindu, cinta, yang menggebu - gebu dari dalam hatiku ini sudah tak bernilai di depanmu.



*bersambung*

No comments:

Post a Comment

Selamat Datang . Selamat Membaca dan Selamat berkomentar :)