04 July 2014

Selamat Tertidur Lelap, Sarangheyo

Beberapa bulan mengenalmu sejauh ini, aku hanya bisa mengucapkan rasa syukur, walaupun pada akhirnya hubungan kita tidak seindah apa yang kita harapkan. Perubahanmu yang tanpa isyarat itu benar - benar membuatku seakan kehilangan udara. Aku yang sibuk mencari oksigen di tengah luapan asap rokok yang selalu kau semburkan semakin merusak paru - paruku. Namun aku tetap memilih tak jauh darimu

Bodoh kah aku ? Ah, pasti kau sudah mengerti. Mengerti bagaimana wanita ini yang teramat sangat menyayangimu dan tidak akan pernah memahami kebodohannya, aku hanya tahu bagaimana membuatmu bahagia walaupun harus mengorbankan apapun. Pengorbanan yang dinamakan cinta.

Di setiap lelapmu, sering kali diam - diam aku menggenggam tanganmu dan mendoakanmu hingga air mata ini tak terbendung lagi. Hanya karna ingin melihatmu teramat bahagia, wanita ini rela menyebut puluhan dan ratusan namamu di setiap doa panjangnya. Dan setiap tetesan air matanya mengisyaratkan bahwa kau penuh dengan makna.

Aku ini telah kau buat begitu gila, hingga aku tak tahu apakah sosokmu memang pantas diperjuangkan atau tidak, yang aku tahu hanya kau yang berarti untukku. Wanita penuh logika pasti tidak akan memiliki waktu untuk menanggapi semua ini. Sayangnya, menjadi perempuan yang tega berlogika dengan orang yang sangat ia cintai, bukanlah hal mudah.

Perasaan ini seperti letupan keras yang tidak bergema. Aku pernah ada, namun untuk selanjutnya aku tidak akan menjadi siapa siapa bagimu. Aku akan tenggelam diantara jutaan kawan dan kesibukan yang melingkarimu. Andai aku memiliki kuasa, aku tak kan pernah mau kau pergi meninggalkanku untuk sekejap saja.

Bukan aku ingin mengemis, sungguh kau tentu tahu. Aku perempuan yang takut untuk bicara, aku hanya bisa menumpahkan semua kekesalanku, kesakitanku, dan rasa bersalahku dalam sebuah tulisan. Aku tak tahu siapa yang salah dan aku tak ingin tahu apalagi menyalahkan siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas perih yang aku rasakan ini

Aku tidak menyalahkanmu sama sekali, sampai sampai kau membuat kesalahan yang besar sekalipun . . . aku tidak akan pernah mau untuk menyalahkanmu. Karena aku yang memilih untuk menikmati waktu bersamamu, karena aku yang memilih untuk tidak menjauh darimu, dan karena aku yang menikmati setiap alunan suaramu hingga sentuhan hangatmu.

Tapi aku mencoba untuk tegar menghadapi semua ini, aku yang memilih menikmati pengorbanan ini, aku yang memilih untuk selalu mencarimu, aku yang memilih berdarah darah untukmu.

Selamat Pagi Sarangheyo, tidur lelapmu di pagi hari akan menjadi satu kenangan manis yang tidak bisa aku hilangkan begitu saja. Terimakasih untuk banyak hal yang tidak cukup hanya sekedar dihargai dengan kata terimakasih.  

Selamat tertidur lelap. Jika ingin pulang, pulanglah. Sayang ... kau butuh pelukan

"Sarangheyo"

No comments:

Post a Comment

Selamat Datang . Selamat Membaca dan Selamat berkomentar :)